Terkadang, tak peduli berapa banyak orang di sekitarmu, kamu merasa sepi. Hanya karena kamu berharap dia yg kamu cinta ada di sisi.
Home » » Hadits Dhaif Riyadus Shalihin 37

Hadits Dhaif Riyadus Shalihin 37



Bab 244: Anjuran dan Keutamaan Berdzikir


47/1450. Saad bin Abi Waqqash RA datang bersama Rasulullah SAW kepada seorang perempuan yang kedua tangannya memegang biji-biji kurma atau batu-batu kerikil yang digunakan untuk menghitung bacaan tasbihnya, maka Rasulullah SAW bersabda,

(( أُخْبِرُكِ بما هُوَ أيْسَرُ عَلَيْكِ مِنْ هَذَا – أَوْ أفْضَلُ – )) فَقَالَ : (( سُبْحَانَ الله عَدَدَ مَا خَلَقَ في السَّمَاءِ ، وسُبْحَانَ الله عَدَدَ مَا خَلَقَ في الأرْضِ ، وسُبْحَانَ الله عَدَدَ مَا بَيْنَ ذَلِكَ ، وسُبحَانَ الله عَدَدَ مَا هز خَالِقٌ ، واللهُ أكْبَرُ مِثْلَ ذَلِكَ ، والحَمْدُ للهِ مِثْلَ ذَلِكَ ؛ وَلاَ إلَهَ إِلاَّ اللهُ مِثْلَ ذَلِكَ ، وَلاَ حَولَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ مِثْلَ ذَلِكَ )) . رواه الترمذي ، وقال : (( حديث حسن )) .

‘Maukah aku beritahu yang lebih ringan dan lebih utama daripada itu? Yaitu membaca ‘Subhanallaahi adada maa khalaqa fissama’, wasubhanallaahi adada maa khalaqa fil’ardli, wa subhanallaahi adada maa baina dzalika, wa subhanallahi adada maa huwa khaaliqun, wallaahu akbar mitsla dzaalika, walhamdulillaah mitsla dzaalika, wala ilaha illallahu mitsla dzaalika wala haula walaa guwwata illaa billaahi mitsla dzaalika’.‘” (Riwayat At-Tirmidzi, ia berkata, Hadits Hasan).

Keterangan:

Sanad hadits tersebut dha’if, karena ada seorang perawi yang bernama Khuzaimah, orang yang majhul (tidak diketahui identitasnya) sebagaimana dikatakan oleh Adz-Dzahabi di dalam Al Mizan. Begitu pula yang dikatakan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani (di dalam At-Taqrib), “Sesungguhnya dia (Khuzaimah) tidak diketahui identitasnya, dan perawi lainnya yaitu Said bin Abu Hilal, disamping dia tsiqah, tetapi sebagaimana dikabarkan oleh As-Saji dari Ahmad, (bahwa ia orang yang kacau pikirannya), maka bagaimana bisa hadits tersebut dikatakan shahih atau hasan?” Untuk diketahui, bahwa asal hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih nya (hadits no. 4905 / kitab Riyadhush-Shalihin hadits no. 1441) dari Juwairiyah RA, tanpa menyebutkan lafazh (biji-biji kurma dan batu-batu kerikil).

Lihat Dha’if Sunan Abu Daud hadits no. 323, Dha’if Sunan At-Tirmidzi hadits no. 717, Silsilah Adha’ifah hadits no. 83 (hal 114), Al Misykah no hadits 2311, Dhaiful Jami’ no hadits 2155, Bahjatun-Nazhirin hadits no. 1442, dan Takhrij Riyadhush-Shalihin hadits no. 1442.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Post

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Gytha Ravik - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger
blog serba tersedia